Jumat, 15 Mei 2015

KECAMATAN PINOLOSIAN






SEJARAH SINGKAT KECAMATAN PINOLOSIAN

         A. Sejarah Kecamatan Pinolosian
         Kecamatan Pinolosian pada awalnya adalah sebuah desa yaitu desa Pinolosian. Desa Pinolosian pada awalnya di pimpin oleh Mamuasa Mokoagow selaku sangadi atau kepala desa yang pertama.
Asal mula  penamaan Kecamatan Pinolosian tidak terlepas dari orang-orang pada zaman dahulu yang melakukan perjalanan kehulu sungai tepatnya di hulu sungai Pinolosian kemudain mereka menemukan batok kepala bogani (orang perkasa) yang terdapat emas di dalamnya merekapun membela batok kepala tersebut pembelahan batok kepala bogani ini jika di artikan pada bahasa Mongondow asli yaitu Losian kon ulu bogani dan kata Pinolosian pun di ambil dari dua kata yang di paduka menjadi satu kata yaitu Pino atau kata bantu kata kerja (melakukan) dan Losian (pembelahan sehingganya dengan adanya peristiwa ini diambilah kata Pinolosian membela atau pembelahan untuk menamai Sebuah desa yaitu desa Pinolosian. 
Asal muasal penduduk asli Kecamatan Pinolosian:
Peristiwa penamaan desa Pinolosian yang hingga kini sudah menjadi kecamatan Pinolosian  juga tidak terlepas dari kedatangan orang-orang yang di aggap nenek moyang dari orang-orang Pinolosian yang datang sekitar tahun 1916  yang seiringan dengan peristiwa penamaan Pinolosian. Sehingga  di yakini asal muasal penduduk Kecamatan Pinolosian yaitu berasal dari Kopandakan, Motoboy dan Poyowa yang datang dengan tujuan membuat garam secara gotong royong hal ini sangat di mungkinkan karena dengan melihat letak geografis Kecamatan Pinolosian yang merupakan daerah pesisir dari sisnilah prinsip Mododuluan mulai dikenal. 
            Kecamatan Pinolosian adalah Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang berpusat pemerintahan di desa Pinolosian. Kecamatan Pinolosian di bentuk pada tahun 1954 yang di pimpin oleh seorang Widanaw atau pembantu untuk melaksanakan pemerintahan daerah kecamatan pada saat itu pergantian pemerintahan seorang Widanaw (camat) tidak menentu karena di tentukan oleh kuasa penuh seorang Mayor Kadatu atau yang kita kenal saat ini adalah seorang bupati. Camat yang pertama memimpin pemerintahan Di Kecamatan Pinolosian adalah Kaka Mokoagow, dan selanjutnya I. Dilapanga, I.H Mooduto, Mirsa Mala BA, S. Lomban, BA, N.M Renti ,BA, M N Paputungan, BA, Drs A.M Djangkarang,  Drs Mamonto Karim, Drs. S Paputungan, Wahid Damopolii, BA, Drs Ferri Sugeha, Drs.R.Mamonto, Drs. Indra Damopolii,  Maxi Limbat, SP, Syamsir Paputungan, Sm.H. hingga saat ini sudah terjadi sebanyak 17 kali Pergantian pemerintahan hingga yang memegang pemerintahan saat ini adalah Arsalan Makalalag, S.Pd, MM.
Kecamatan Pinolosian pada awalnya hanyalah 12 Desa yaitu desa Linawan, Nunuk, Pinolosian, Kombot, Lungkap, Mataindo, Torosik, Tobayagan,Motandoi, Dumagin A, Dumagin B dan Onggunoi dan Kemudian pada tahun 1980 ditambah 1 ( satu ) Desa yaitu Desa Ilomata sehingga menjadi 13 Desa dan pada Tahun 1984 terjadi Trasnmigrasi di kecamatan Pinolosian yaitu Trasnmigrasi Torosik (Desa Adow) dan Trasnmigrasi Onggunoi (Desa Dayow) sehingga menjadi 15 Desa kemudian pada Tahun 1994 ketambahan 2 (dua) Desa yaitu Desa Modisi dan Posilagon sehingga menjadi 17 Desa kemudian di mekarkan pada tahun 2001 menjadi 18 desa yaitu ditambah 1 (satu)  Desa  yaitu Desa Deaga. Pada Januari 2005 terjadi pemekaran Kecamatan yaitu Kecamatan Pinolosian Timur yang dipimpin oleh Camat H.T Podomi, S.Pd dengan jumlah Desa 7 yaitu Motandoi, Dumagin A, Dumagin B Onggunoi, Modisi ,Posilagon Desa Dayow sehingga Kecamatan Pinolosian  kurang  11 Desa yaitu  Desa Linawan, Nunuk, Ilomata ,Pinolosian, Kombot, Lungkap,Mataindo, Torosik, Adow, Tobayagan, dan  Desa Deaga dan pada Tahun 2006 terjadi lagi pemekaran Kecamatan yaitu Kecamatan Pinolosian Tengah yang dipimpin oleh Sudirli Mokoginta,  dengan jumlah Desa 5 Desa sehingga Kecamatan Pinolosian kurang 6 Desa kemudian  Pada Tahun 2007 terjadi pemekaran Desa yaitu 3 desa masing-masing Linawan 1, Pinolosian Selatan, dan Tolotoyon dan pada tahun 2012 terjadi lagi pemekaran desa yaitu desa Kombot Timur, hingga Kecamatan Pinolosian  semuanya menjadi 10 desa Definitif.

            B. Keadaan Geografis
Luas wilayah Kecamatan Pinolosian 87.000 hektar dengan posisi daratan terletak di ketinggian 50 meter dari permukaan Laut Maluku dan secara geografis Kecamatan Pinolosian sebelah Timur berbatasan langsung dengan Kecamatan Pinolosian Tengah sebelah Utara berbatasan Kecamatan Dumoga dan Lolayan sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Maluku, dan sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Bolaang Uki. Kondisi fisik  yang memiliki iklim tropis, suhu 20°C - 32°C dengan curah hujan rata-rata 1500Mn. Sementara itu jumlah hari curah hujan rata-rata sebanyak 95 hari.  

C. Penduduk
Masyarakat Pinolosian adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai etnik yaitu, etnik Mongondow merupakan etnik mayoriotas, dan etnik minoritas seperti Gorontalo yang tersebar di 2 desa kecamatan Pinolosian yaitu desa Linawan, desa Ilomata, dan, selain etnik Gorontalo ada juga etnik Minahasa, Sanger, Bali, Bugis, dan jawa yang tersebar secara merata di kecamatan Pinolosian. Kecamatan Pinolosian masyarakatnya menganut tiga kepercayaan yaitu agama Islam selaku agama Mayoritas, dan minoritas agama Kristen dan agama Hindu.
Masyarakat Pinolosian meskipun mayarakat yang majemuk yang terdiri dari keberagaman suku, budaya dan agama tetapi perbedaan itu justru dapat menambah kekayaan seni dan budaya, dan masyarakat yang merupakan kaum minoritas mau dan mampu beradatasi dengan keadaan sosial dan budaya yang ditempati, kesemuanya perbedaayan ini dapat disatukan dengan produk masa lampau yang berhasil di ciptakan para nenek moyang masyarakat Pinolosian yaitu tadisi-tradisi lokal yang menjunjung kearifan lokal yang sangat kental salah satu tradisi itu adalah tradisi Mododuluan yang keberadaannya tidak akan mampuh di rubah oleh zaman secara keseluruhan. Karena budaya ini merupakan budaya  gotong royong yang sangat kental. Tidak hanya pada kehidupan sosial ekonomi, budaya dan kepercayaan tetapi juga dari segi infrastruktur yang mengalami perbaikan dan pembangunan di setiap tahun, hal ini dapat terlihat dengan di bangunyanya jembatan-jembatan sebagai akses yang menghubungkan dari satu desa ke desa yang lain, pembuatan jalan-jalan sebagai akses untuk menuju ke perkebunan warga serta pembangunan yang sama juga di lakukan pada pembangunan dan renofasi irigasi-irigasi atau saluran air untuk mengairi persawahan petani hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan hasil pangan dan pertaniaan di kecamatan Pinolosian hal ini di anggap strategis untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Kecamatan Pinolosian.

D. Pendidikan
Sektor pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan daerah sehingga harus berupaya menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan pendidikan agar masyarakat mendapatkan pendidikan, walaupun di hadapkan dengan bebagai masalah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan menjangkau penduduk semua usia sekolah pemerintah terus berupaya mencari trobosan terhadap bebagai hal yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Untuk sarana pendidikan wilayah Kecamatan Pinolosian yaitu  terdapat 6 bangunan TK swasta, SD Negeri 9 bangunan, SMP Negeri 2 bangunan, SMP swasta 1 bangunan, dan 1 bangunan untuk SLTA Negeri. 

E. Agama
Jumlah pendudk berdasarkan agama dapat terlihat di kecamatn pinolosian yaitu dengan agama Islam berada di urutan pertam serta, kedua agama Kristen serta yang terahir adalah agama Hindu dengan prensentasi Islam 9.457 kedua Kristen 107, dan posisi terahir Agama Hindu 8 jiwa. Dengan tempat peribadatan seperti mesjid dengan jumlah 10 bagunan, Mushola 3 bangunan dan Greja 2 bagunan sehingga tempat ibadah yang ada di Kecamatan Pinolosian menjadi 15 tempat ibadah. 

F. Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat Pinolosian di tentukan pada pkerjaan dari masing-masing masyarakatnya ada beberapa komuditi tanaman utama yang di budidayakan seperti cengkeh, kakao, dan juga tanaman-tanaman pokok seperti padi dan jagung dan pala serta kelapa selain itu hal ini di topang oleh jumlah masyarakat Pinolosian yang dilihat dari pekerjaannya yaitu. Petani dengan jumlah 2347 jiwa ada juga yang bekerja sebagai nelayan yaitu sebanyak 360 jiwa, pedagang sebanyak 106 jiwa, PNS sebanyak 175 jiwa, Swasta sebanyak 192 jiwa, TNI dan Polri sebanyak 27 jiwa, dan lainnya sebanyak 264 jiwa. 
G. Asal Usul Masyarakat Pinolosian
         Pengkajian melalui perjalanan sejarah asal usul masyarakat Pinolosian sebenarnya di mulai pada abad XV dimana kelompok yang dipimpin oleh para Bogani-bogani atau orang di percayakan sebagai kapala kelompok yang menyebar ke seluruh wilayah Bolaang Mongondow dengan membentuk pemukiman baru yang mereka sebut dengan totabuan. Namun Totabuan yang mereka duduki lama kelamaan ditinggalkan untuk kembali mencari totabuan Mobagu atau pemukiman baru. Beberapa totabuan baru yang terkenal adalah : 
a) Totabuan Tudu In Yagat (Kecamatan Pasi) yang dikepalai Bogani suami istri Lingkit dan Bai Budia
b) Totabuan Tudu In Pasi (dikecamatan pasi sekarang) yang dikepalai oleh Bogani Damuluo dan Bogani Mongayow
c) Totabuan Tudu In Punsion dan Tudu In Baqid (dikecamatan pasi sekarang) yang dikepalai Bogani Molotong dan Bogani Binongkuyu.
d)  Totabuan Tudu In Polian (dikecamatan Lolayan sekarang) yang dikepalai Bogani Rondong Bakiki, Bogani Bingkiloi  dan Bogani Mogedeg.
e) Totabuan Tudu In Babo (dikecamatan santong bolang sekarang) yang dikepalai Bogani Damonegang.
f) Totabuan Dumoga Moroben dan tudu In Bumbungon (dikecamatan dumoga sekarang) yang dikepalai Bogani Manggopa Kilat dan Bogani suami istri Amalie dan Inalie.
g)  Totabuan Kotabunan (dikecamatan Kotabuanan Sekarang)  yang dikepalai Bogani perempuan Inde Dou
            Disamping itu bogani lainnya hingga sampai kedaratan Pinolosian, Bintauna, Lolak Poigar dan kini sudah sudah meyebar secara rata di Setiap Pelosok Bolaang Mongondow.

SUMBER
Updating 2015
Robert Wolter Kliping Sejarah Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Manado 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar